BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan otomotif di Indonesia sangatlah. Ini bisa kita lihat dari tahun ke tahun bermunculan kendaraan dengan
berbagai jenis dan berbagai merk, tentunya dengan design dan fitur terbaru
mngikuti perkembangan jaman. Dan hal ini disambut baik bagi masyarakat yang
antusias ingin memiliki kendaraan ini. Tentunya hal ini akan meningkatkan
permintaan pasar, dan hal ini perusahaan perlu meningkatkan kapasitas produksi
agar mampu memenuhi permintaan pasar. Tentunya perusahaan perlu modal yang
tidak sedikit, perusahaan perlu menghimpun modal agar dapat mengembangkan
kegiatan operasionalnya. Bagi perusahaan yang sudah Go Public dapat menawarkan surat berharganya kepada para investor
di pasar modal. Dalam kegiatan ekonomi, pasar modal sebagai suatu
lembaga investasi memiliki peranan yang penting, khususnya dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Sebelum berinvestasi, investor hendaknya tidak hanya melihat
laba bersih yang didapatkan perusahaan, tetapi juga harus melakukan analisis
terhadap laporan keuangan emiten. Adapun faktor yang mempengaruhi tingkat harga
saham dan fluktuasi saham, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal yang merupakan faktor fundamental tersebut meliputi
kemampuan perusahaan dalam mengelola modal yang ada (solvability), kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan
operasional perusahaan (growth
opportunities), kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profitability), prospek pemasaran dari
bisnis dan hak-hak investor atas dana yang diinvestasikan dalam perusahaan.
Sedangkan faktor eksternal yang merupakan faktor tekhnikal seperti
tingkat inflasi, tingkat suku bunga yang berlaku di suatu negara, kebijakan
pemerintah maupun perkembangan ekonomi global.
Untuk menilai
kinerja suatu perusahaan dalam meningkatkan harga saham, kita dapat menggunakan
Analisis Rasio Keuangan. Untuk itu kita perlu memasukkan rasio profitabilitas Earning
Per Share (EPS), Semakin
tinggi nilai EPS merupakan hal yang menggembirakan pemegang saham karena
semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham, maka pemegang saham
akan tertarik untuk membeli saham perusahaan sehingga dapat meningkatkan harga
saham.
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas modalnya sendiri
diukur dengan Return on Equity (ROE). ROE merupakan rasio untuk mengukur tingkat pengembalian
perusahaan atau efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan ekuitas yang telah dimiliki perusahaan. Return
on Equity biasanya diikuti oleh kenaikan harga saham perusahaan tersebut.
Semakin tinggi ROE berarti semakin baik kinerja perusahaan dalam mengelola
modalnya untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham.
Net Profit Margin (NPM) merupakan perbandingan antara
laba bersih setelah bunga dan pajak dengan penjualan. Semakin tinggi Net Profit Margin berarti semakin baik kinerja perusahaan
dalam kegiatan penjualan karena laba perusahaan semakin besar.
Surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal umumnya
memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham (Abdul Halim dan Tandelilin,
2001:18). Saham sangat popular di kalangan investor karena jika dibandingkan
dengan investasi pada surat berharga atau sekuritas lainnya saham memungkinkan
investor meraih return atau keuntungan lebih besar dalam waktu relatif
singkat (high return) meskipun saham juga memiliki sifat high risk
dimana suatu saat harga saham bisa menurun dengan cepat. Jadi saham tersebut
memiliki karakteristik high risk high return.
Sesuai dengan uraian latar belakang diatas, maka dilakukan
penelitian dengan judul “ANALISIS PENGARUH EARNING PER SHARE,
RETURN ON EQUITY DAN NET PROFIT MARGIN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND COMPONENTS YANG GO PUBLIC DI BEI”
1.2
Rumusan
dan Batasan Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas
dalam penulisan ini adalah :
1.
Apakah faktor
fundamental EPS mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Harga Saham Perusahaan Automotive and Components yang
Go Public di BEI?
2.
Apakah faktor
fundamental ROE mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Harga Saham Perusahaan Automotive and Components yang
Go Public di BEI?
3.
Apakah faktor
fundamental NPM mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Harga
Saham Perusahaan Automotive and Components yang Go Public di BEI?
4.
Apakah EPS,
ROE dan NPM mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap
Harga Saham Perusahaan Automotive
and Components yang Go Public di BEI?
1.2.2 Batasan Masalah
Dari
rumusan masalah di atas, penulis membatasi masalah pada pengaruh harga saham
perusahaan dengan Earning per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM). Dalam penulisan ilmiah ini data yang digunakan adalah informasi keuangan pada perusahaan Automotive
and Components yang Go Public di
BEI berupa neraca dan laporan
laba rugi selama periode 2007
– 2011.
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian untuk penulisan ilmiah ini adalah penulis ingin
mengetahui :
1. Untuk
mengetahui pengaruh faktor
fundamental EPS terhadap
Harga Saham Perusahaan Automotive and Components yang Go Public di BEI
2. Untuk
mengetahui pengaruh faktor
fundamental ROE terhadap
Harga Saham Perusahaan Automotive and Components yang Go Public di BEI
3. Untuk
mengetahui pengaruh faktor
fundamental NPM terhadap Harga Saham
Perusahaan Automotive and Components yang Go Public di BEI
4. Untuk mengetahui pengaruh EPS, ROE dan NPM
terhadap Harga Saham
Perusahaan Automotive and Components yang Go Public di BEI
1.4 Manfaat Penelitian
Adanya latar belakang yang telah diuraikan, perumusan masalah, batasan masalah dan tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan konstribusi yang berguna
bagi berbagai pihak diantaranya, yaitu:
1.
Bagi Perusahaan
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengevaluasi
kinerja masing-masing perusahaan yang diteliti.
2.
Bagi Akademis
Menambah
referensi dan pemahaman tentang analisis saham dan beberapa faktor fundamental
yang berpengaruh terhadap fluktuasi harga saham dalam kaitannya dengan
perusahaan Automotive and Components yang Go Public di BEI.
3.
Bagi pihak lain
Dapat
dijadikan sumber informasi dan landasan bagi penelitian selanjutnya.
1.5
Metodologi
Penelitian
Metodologi yang digunakan penulis dalam
penulisan ilmiah ini adalah :
1.5.1 Objek Penelitian
Dalam penelitian ini,
yang menjadi populasi adalah data laporan keuangan perusahaan yang termasuk
dalam sektor Automotive and Components
pada tahun 2007-2011. Sedangkan sampel penelitian
adalah enam perusahaan.
1.5.2 Variabel Penelitian
1.
Variabel tidak bebas (dependent variable)
Penulis menentukan harga saham sebagai
variabel tidak bebas karena harga saham yang berubah-ubah sesuai dengan faktor
yang mempengaruhinya.
Y = Harga Saham
Harga saham yang diambil adalah harga
saham pada saat penutupan.
2. Variabel bebas (independent variable)
Variabel bebas
diambil dari kinerja keuangan perusahaan.
X
|
Variabel Bebas
|
Definisi Operasional
|
X1
|
Earning
per Share (EPS)
|
Perbandingan antara
laba bersih setelah pajak dengan jumlah saham yang beredar
|
X2
|
Return on Equity (ROE)
|
Laba bersih setelah pajak di bagi dengan modal sendiri,
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang tersedia bagi
pemegang saham
|
X3
|
Net Profit Margin (NPM)
|
Perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan
penjualan
|
1.5.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan melalui
penelitian kepustakaan yaitu melalui pengumpulan data sekunder yang diperoleh
dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan beberapa literature yang berkaitan dengan masalah yang
sedang diteliti.
1.5.4 Alat Analisis
Metode yang digunakan
dalam penulisan ini adalah metode deskriptif kuantitatif, yaitu gambaran suatu
keadaan yang dikumpulkan dan diklasifikasikan dalam bentuk angka, sehingga
didapat informasi untuk menganalisis masalah yang diteliti guna untuk menghitung
apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham pada perusahaan Automotive and
Components.
Dalam meneliti,
penulis menggunakan analisis kuantitatif dan analisis deskriptif yang ditampilkan dalam bentuk tabel yang
merupakan hasil dari perhitungan rasio.
A.
Analisis Deskriptif
1.
Uji Normalitas
2.
Uji Asumsi Klasik
a)
Uji Autokorelasi
b)
Uji Multikolinieritas
c)
Uji Heteroskedastisitas
3.
Analisis Regresi Linier Berganda
4.
Uji simultan dengan f test
5.
Uji parsial dengan t test
B.
Analisis Kuantitatif
1.
Earnings Per Share (EPS)
EPS
= Laba bersih setelah pajak
Jumlah saham yang diterbitkan
2.
Return On Equity (ROE)
ROE
= Laba bersih setelah pajak x 100%
Modal Sendiri
3.
Net Profit Margin (NPM)
NPM = Laba Bersih setelah Pajak
x 100%
Penjualan
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika
penulisan ini menyajikan 5
(lima) bab yang secara garis besarnya berisikan sebagai berikut :
BAB I :
PENDAHULUAN
Dalam
bab pendahuluan ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penulisan, metodologi penulisan, teknik analisis, dan
sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam
bab ini penulis menguraikan
beberapa pengertian yang merupakan hasil penelitian kepustakaan yang mempunyai
kaitan dengan masalah dan perusahaan yang menjadi objek penelitian. Pembahasan
teori terutama ditekankan kepada yang berhubungan dengan judul Penulisan
Ilmiah, yaitu pengertian dan manfaat laporan keuangan, tujuan laporan keuangan,
cirri-ciri laporan keuangan, pengertian rasio dan macam-macam rasio keuangan.
Metode dan teknik analisa laporan keuangan, analisis rasio yaitu rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio rentabilitas, dan
rasio aktivitas, dan kajian sejenis.
BAB III :
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab
ini penulis akan menguraikan lebih jelas mengenai
metodologi penelitan, objek penelitian, data yang digunakan, metode pengumpulan
data, metode dan teknik analisis laporan keuangan, dan alat analisis yang
digunakan dengan menggunakan data primer.
BAB IV :
PEMBAHASAN
Pada
bab ini penulis membahas
secara lengkap company profile dan
inti dari permasalahan secara sistematika mengenai hasil penelitian yang
berkaitan langsung dengan judul penulisan ilmiah.
BAB V : PENUTUP
Dalam
bab ini berisikan kesimpulan dari hasil analisis data dan saran-saran yang
dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut PSAK nomor 1 (revisi 2009), laporan
keuangan adalah suatu pengajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan
keputusan investasi.
Laporan Keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh
informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil yang telah dicapai oleh
perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi
pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut dapat diperbandingkan
untuk dua periode atau lebih (Hendra 2009:194).
Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan
adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba-rugi,
ikhtisar laba yang ditahan, dan laporan posisi keuangan. Laporan keuangan
adalah akhir proses akuntansi. Laporan keuangan juga sangat berguna bagi
pihak-pihak tertentu yang berhubungan langsung atau mempunyai kepentingan
terhadap perusahaan bersangkutan (Abdul Halim dan Mahmud
Hanafi 2005:5).
Laporan keuangan menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi (Arief
Habib, 2008:9). Dalam rangka mencapai
tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang terbagi
menjadi dua bagian utama yaitu neraca dan laporan rugi laba :
2.1.1 Neraca
Neraca adalah laporan yang memberikan informasi tentang aktiva, hutang dan modal pemilik suatu perusahaan pada suatu
periode tertentu.
Neraca terdiri dari 3 bagian utama
yaitu:
· Aktiva
(assets)
Adalah
semua kekayaan berwujud dan tidak berwujud termasuk segala biaya atau
pengeluaran yang belum dialokasikan.
Aktiva
dibagi menjadi 2 bagian utama yaitu:
a.
Aktiva Lancar
Adalah
kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan
menjadi uang tunai dan dapat dijual pada periode berikutnya (tidak lebih dari satu
periode). Yang termasuk dalam kelompok aktiva lancar ini adalah: kas , investasi jangka
pendek,(saham,deposito,dll), piutang dagang, persediaan dan
persekot.
b.
Aktiva Tetap
Adalah
aktiva yang memiliki wujud
fisik yang diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan dan tidak
dimaksudkan untuk dijual kembali serta mempunyai manfaat lebih dari satu tahun.
Yang termasuk dalam kelompok aktiva tetap adalah : tanah, bangunan, mesin, inventaris, kendaraan dan
perlengkapan / alat-alat lainnya.
·
Hutang (liabilities)
Adalah
semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi dimana hutang ini
merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari para kreditor.
Hutang
diklasifikasikan menjadi:
a. Hutang
lancar
Adalah
hutang yang akan dilunasi dalam jangka panjang dengan menggunakan aktiva lancar
yang dimiliki oleh perusahaan. Yang termasuk dalam kelompok utang lancar adalah
: hutang
dagang, hutang wesel, hutang pajak,
biaya yang masih harus dibayar, hutang jangka panjang yang akan jatuh
tempo, dan pendapatan diterima dimuka.
b. Hutang
jangka panjang
Adalah
hutang yang jangka waktu pembayarannya (jatuh temponya) masih jangka panjang /
lebih dari satu tahun. Terdiri dari : hutang
obligasi , hutang hipotik , dan pinjaman jangka panjang yang lainnya.
·
Ekuitas (equity)
Adalah
hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam
pos modal (modal saham) , surplus , dan LYD.
2.1.2
Laporan Rugi-Laba
Adalah laporan yang menyajikan
informasi tentang pengukuran keberhasilan operasi selama periode
tertentu. Sistimatis laporan rugi-laba terdiri dari:
a. Penghasilan
yaitu
aliran masuk atau kenaikan aktiva dan penurunan
kewajiban selama periode tertentu.
b. Biaya
Adalah
aliran keluar atau penurunan aktiva atau terjadinya kewajiban perusahaan selama
periode tertentu.
c. Keuntungan / kerugian
Kenaikan
atau penurunan dalam ekuitas atau aktiva bersih perusahaan.
Informasi tersebut, beserta informasi
lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna
laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan khususnya dalam hal waktu dan
kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
Laporan keuangan yang lengkap
terdiri dari komponen-komponen berikut ini:
a. laporan posisi keuangan pada akhir periode
b. laporan laba rugi komprehensif selama periode
c. laporan perubahan ekuitas selama periode
d. laporan arus kas selama periode
e. catatan atas laporan keuangan, berisi
ringkasan
f. kebijakan akuntansi penting dan informasi
penjelasan lainnya
Di
dalam penelitian ini peneliti hanya mengunakan laporan dari komponen laporan
posisi keuangan (neraca) pada akhir periode dan laporan kinerja keuangan
(laporan laba rugi komprehensif) selama periode perusahaan tersebut.
2.2
Tujuan
Laporan Keuangan
Menurut PSAK Nomor 1 dalam Standar Akuntansi
Keuangan (2002:4.12), tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1.
Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2.
Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian
besar pemakainya. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan informasi
yang dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi, karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa
lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi keuangan.
3.
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau
pertanggungjawaban manajemen atas dasar sumber daya yang dipercayakan
kepadanya.
2.3
Analisis Rasio Keuangan
Apabila dikaitkan dengan tujuan pihak-pihak yang berkepentingan yang
ingin mengetahui perkembangan perusahaan dan kondisi keuangan saat itu, penggunaan
analisis rasio merupakan pilihan yang terbaik, karena penggunaan analisis ratio
akan membantu stakeholder, yaitu dalam hal :
memberikan dasar dalam meramalkan prospek perusahaan pada masa yang akan
datang, memberikan petunjuk atau gejala-gejala yang timbul dari informasi yang
disajikan, dan memudahkan dalam mengintepretasikan laporan keuangan (Martono dan Harjito 2005:10).
Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa rasio adalah alat ukur untuk mengukur kondisi keuangan
perusahaan sehingga dapat menjelaskan atau memberi gambaran tentang posisi
keuangan perusahaan kepada penganalisis. Rasio keuangan dapat dibagi menjadi 6 kategori, yaitu :
1.
Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio), bertujuan mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2.
Rasio Hutang (Leverage Ratio), bertujuan mengukur seberapa besar operasi
perusahaan dibiayai dengan hutang.
3.
Rasio Aktivitas (Activity Ratio), bertujuan mengukur
efektifitas operasi perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber dana yang ada.
4.
Rasio keuntungan (Profitability Ratio), bertujuan mengukur
efektifitas operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
5.
Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio), bertujuan mengukur
kemampuan perusahaan dalam persaingan dengan perusahaan-perusahaan lain pada
industri yang sama.
6.
Rasio Penilaian (Valuation Ratio), bertujuan mengukur
kemampuan manajemen untuk menciptakan nilai pasar agar melebihi biaya modalnya.
Dalam penelitian ilmiah ini penulis melakukan
analisis pengaruh kinerja keuangan perusahaan dengan harga saham maka analisis
ratio yang akan dibahas adalah, yaitu :
1.
Rasio Profitabilitas, yang terdiri dari :
a.
Rasio Pengembalian Modal (Return On Equity)
Rasio ini
disebut juga Return On Net Worth.
Rasio ini menunjukan kemampuan
modal pemilik yang ditanamkan oleh pemilik atau investor untuk menghasilkan
laba bersih yang menjadi bagian para pemilik. Semakin tinggi rasio ini semakin
tinggi keuntungan para investor karena semakin efisien modal yang ditanamkannya
dalam perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian, rasio ini sangat mendapat
perhatian para investor (Syafri, 2008:304).
Return On Equity (ROE) = Laba bersih setelah
pajak x 100%
Modal Sendiri
b. Laba Bersih Dibanding
Penjualan (Net Profit Margin)
Net profit margin adalah rasio yang membandingkan antara laba
setelah bunga dan pajak dan penjualan bersih untuk menunjukan berapa bagian
dari penjualan bersih yang menjadi laba setelah bunga dan pajak. Semakin tinggi
rasio ini, semakin menguntungkan karena laba bersih perusahaan semakin besar.
Net Profit Margin (NPM) = Laba bersih setelah
pajak x 100%
Penjualan
2.
Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share (EPS)
merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku
dengan jumlah saham yang diterbitkan. Semakin tinggi laba per lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan
akan memberikan pemngembalian yang cukup baik.
Earning Per Share (EPS) = Laba bersih setelah pajak
Jumlah saham yang diterbitkan
2.4
Pengertian Pasar Modal dan
Surat Berharga
Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka
panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal
sendiri. Kalau pasar modal merupakan pasar untuk surat berharga jangka panjang,
maka pasar uang (money market) pada
sisi yang lain merupakan pasar surat berharga jangka pendek. Baik pada pasar
modal maupun pasar uang merupakan bagian dari pasar keuangan (financial market).
Financial
market
|
Money
Market
|
Capital
Market
|
Jika di pasar modal diperjualbelikan instrumen keuangan seperti saham dan
obligasi, maka di pasar uang diperjualbelikan antara lain Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan lain-lain (Tjiptono Darmadji dan
Hendy M. Fakhruddin, 2001)
Pasar Modal menurut Undang-undang Pasar
Modal No. 8 tahun 1995 memberikan pengertian Pasar Modal yang lebih spesifik
yaitu “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan efek.”
Unsur-unsur
pokok yang mendukung adanya pasar modal adalah :
1. Adanya perusahaan atau lembaga usaha lainnya
yang menawarkan saham atau obligasi kepada masyarakat dan telah memenuhi
syarat-syarat yang diperlukan.
2. Adanya masyarakat investor, lembaga investasi
seperti asuransi, dana pensiun, dan sebagainya yang bersedia membeli saham dan
obligasi.
3. Adanya lembaga pasar modal yang dapat
mempertemukan untuk peminta dana (demand
of founds) dan penyedia dana (suly of
founds).
4. Adanya perantara dan pedagang efek yang
berperan sebagai lembaga penunjang pasar modal.
2.4.1
Pengertian Saham (Stock)
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda
penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau
perseroan terbatas. Sedangkan Wujud saham adalah, selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik
kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga
tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang
ditanamkan di perusahaan tersebut.
(Husnan, 2004).
2.4.2
Jenis-jenis Saham
Saham merupakan surat berharga yang
paling populer dan dikenal luas di masyarakat. Umumnya saham yang dikenal
sehari-hari merupakan saham biasa (common stock). Tjiptono Darmadji dan
Hendy M. Fakhrudin menyatakan
bahwa saham dibagi menjadi tiga, yaitu :
a.
Saham Biasa (Common Stocks)
Saham biasa adalah saham yang pelunasannya dilakukan
diurutan paling akhir dalam penglikuidasi perusahaan, sehingga saham biasa
mempunyai resiko yang paling besar dibandingkan saham lainnya. Oleh karena
resiko besar inilah, apabila perusahaan berjalan dengan baik, deviden untuk
saham akan lebih besar daripada deviden
untuk saham prioritas.
Beberapa karakteristik Saham Biasa :
·
Dividen dibayarkan sepanjang
perusahaan memperoleh laba.
· Memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (one share one
vote).
· Memiliki hak terakhir (junior) dalam hal pembagian kekayaan perusahaan
jika perusahaan tersebut dilikuidasi (dibubarkan) setelah semua kewajiban
perusahaan dilunasi.
· Memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar
proporsi sahamnya.
· Hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya.
b. Saham Preferen (Preferred Stocks)
Saham preferen adalah saham yang
dividennya dibagikan paling awal dan apabila ada kelebihan, barulah dibagikan
kepada pemegang saham biasa.
Beberapa karakteristik Saham Preferen :
·
Memiliki hak lebih dulu dalam
memperoleh dividen
·
Dapat mempengaruhi manajemen
perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus perusahaan.
·
Memiliki hak pembayaran maksimum
sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditor, apabila perusahaan
tersebut dilikuidasi (dibubarkan).
·
Kemungkinan dapat memperoleh
tambahan dari pembagian laba perusahaan di samping penghasilan yang diterima
secara tetap.
·
Dalam hal perusahaan dilikuidasi,
memiliki hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan di atas pemegang saham
biasa setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
c. Sertifikat
saham yang dikeluarkan oleh PT Dana Reksa yang didirikan oleh pemerintah Republik Indonesia untuk membeli
saham-saham yang go public melalui pasar modal, dan menjualnya kembali pada masyarakat umum dalam bentuk
sertifikat saham.
2.5
Kajian
Penelitian Sejenis
Menurut penelitian Hanry
Dwi (2007) dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh
Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di
bursa Efek Jakarta” disimpulkan bahwa CAR, RORA, NIM, ROA,
dan LDR secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada periode tahun 2003-2005, dari kelima
rasio tersebut, rasio ROA merupakan rasio yang paling dominan mempengaruhi
harga saham.
Menurut Yusuf Haryono (2003) dalam jurnal
akuntansi “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Perdana Saham Industri Kimia
Dasar Di Bursa Efek Jakarta” disimpulkan bahwa rasio keuangan tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap harga perdana saham baik berdasarkan data
tahun kedua maupun data tahun pertama go
public. Rasio keuangan tahun kedua sebelum go public lebih besar pengaruhnya terhadap harga saham perdana
disbanding rasio keuangan tahun pertama sebelum go public.
Menurut Rosyadi (2006), dalam jurnal akuntansi “Pengaruh
Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Di Bursa Efek Jakarta
(Perusahaan Manufacturing)”
disimpulkan bahwa ROI pada perusahaan manufacturing
bernilai negative dan devident payout ratio (DPR) bernilai positif begitu juga
dengan current rasio , ROA , EPS perusahaan tersebut. Jadi dapat disimpulakan
bahwa ada pengaruh antara kinerja perusahaan mufacturing terhadap perubahan
saham.
Menurut Harymami (2007), dalam jurnal akuntasi
“Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham” disimpulkan bahwa Earning Per
Share, harga pasar/buku, tingkat inflasi mempengaruhi harga saham yang tercatat
di perusahaan perusahaan blue chip
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan variable yang dominan mempengaruhinya
adalah Earning Per Share.
Sedangkan Menurut Nurmala Yuniarti (2007) dalam
jurnal akuntasi “Analisis Rasio Probabilitas Terhadap Perusahaan retail go public di Bursa Efek Jakarta”
disimpulkan bahwa rasio probabilitas perusahaan retail tersebut seperti Net Profit Margin (NPM), Return of Asset (ROA) , Return of Equity (ROI) mempengaruhi
secara signifikan harga saham perusahaan retail tersebut.
2.6
Alat
Analisis
Dalam
penelitian ini digunakan kombinasi analisis data, yaitu analisis deskriptif dan
analisis kuantitatif. Analisis deskriptif dengan menganalisis rasio
profitabilitas dengan alat bantu berupa tabel hasil olahan EPS, ROE, NPM. serta membuat berbagai kesimpulan terhadap sekumpulan data yang
berasal dari suatu sampel.
Ada dua
variabel yang akan diteliti, yaitu variabel bebas untuk EPS, ROE dan NPM dan variabel terikat
untuk harga saham. Kedua variabel tersebut akan dianalisis dengan teknik Uji
Regresi Linier Berganda dengan software SPSS Versi 20. Namun sebelum
dilakukan Uji Regresi tersebut harus dilakukan uji normalitas kemudian
dilanjutkan kedalam uji asumsi klasik yang terdiri dari autokorelasi, multikolinieritas,
dan heteroskedastisitas.
a. Uji
Normalitas Data
Uji
normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa sampel yang diambil dari populasi
terdistribusikan dengan normal. Dari tabel One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh angka probabilitas atau Asym. Sig. (2-tailed). Nilai ini
dibandingkan dengan 0.05 untuk pengambilan keputusan dengan kriteria :
Ø Nilai
Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05 distribusi data adalah
tidak normal
Ø Nilai
Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0.05 distribusi data adalah
normal
b. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan agar nilai parameter penduga tidak biasa.
Model regresi yang baik dalam melakukan peramalan adalah model dengan kesalahan
peramalan yang seminimal mungkin.
Uji asumsi klasik terdiri dari :
1)
Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi diantara anggota observasi
yang terletak berderetan, biasanya terjadi pada data time series, untuk
mendeteksi auto korelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW) dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. -2
< DW < 2 maka tidak ada autokorelasi
b. DW
< -2 maka telah terjadi autokorelasi positif
c. DW
> 2 maka telah terjadi autokorelasi negatif
2)
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas
bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi atas variabel
bebas (independen) terhadap
variable tidak bebas (dependen). Model regresi yang baik
seharusnya bebas multikolinieritas atau tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. Uji Multikolinieritas dapat dilihat dari :
a. Nilai Tolerance harus lebih
besar dari 0,1, atau;
b. Nilai Variance Infaltion Factor
(VIF) lebih kecil dari 10
3)
Uji Heteroskedastisitas
Salah satu asumsi yang penting dari Model
Regresi Linear Klasik adalah varian residual bersifat homokedastik atau
bersifat konstan. Asumsi ini tidak selalu realistis. Penelitian-penelitian
tentang tingkat-tingkat ukuran dalam perusahaan dalam satu industry,
penghasilan masyarakat, konsumsi bahan bakar untuk periode waktu yang sama
sering tidak memenuhi asumsi itu. Apabila terjadi pelonggaran asumsi klasik itu
maka varian residual tidak lagi bersifat konstan (disebut heteroskedastisitas)
dan apabila model yang mengandung heterokedastisitas diestimasi dengan OLS (ordinary least square), varian estimator
tidak lagi minimum, kendatipun estimator itu sendiri tidak bias. Dengan melihat grafik plot antara nilai variabel terikat dengan
residual. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka telah
terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas (Sarwoko
2005:151)
c.
Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi bertujuan untuk menguji hubungan antara satu
variabel dengan variabel lain. Variabel yang dipengaruhi disebut variabel
tergantung atau dependen, sedangkan variabel yang mempengaruhi disebut variabel
bebas atau variabel independen.
Y = α + β 1 X1 + β2 X2
+ β 3 X3
Di
mana :
Y
= Harga saham (variabel
dependen)
α
= Konstanta (variabel independen)
X1
= Earning Per Share (EPS)
X2
= Return On Equity
(ROE)
X3 = Net
Profit Margin (NPM)
β1-
β3 = Koefisien Regresi
d.
Uji Simultan dengan F-test
Uji simultan dengan F-test ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh bersama–sama variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil
F-test menunjukkan variabel independen secara bersama – sama berpengaruh
terhadap variabel dependen jika p-value (pada
kolom sig.) lebih kecil dari level of
significant yang ditentukan atau F hitung (pada kolom F) lebih besar dari F
tabel. F tabel dihitung dengan cara df1 = k-1dan df2 = n – k, k adalah jumlah
variabel dependen dan independen.
e.
Uji Parsial dengan t-test
T-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh
masing – masing variabel independen secara individual (parsial) terhaddap
variabel independen. Nilai uji t-test dapat dilihat dari p-value (pada kolom sig.) pada variabel masing – masing independen,
jika p-value (pada kolom sig.) lebih
kecil dari level of significant yang
ditentukan atau t hitung ( kolom t) lebih besar dari t tabel (dihitung dari two-tailed α = 5% df – k, k merupakan
jumlah variabel independen). Pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi dalam
menggunakan SPSS adalah sebagai berikut :
0.00 – 0.199 = sangat lemah
0.20 – 0.399 = lemah
0.40 – 0.599 = sedang
0.60 – 0.799 = kuat
0.80 – 1.000 = sangat kuat
Selain itu digunakan analisis
kuantitatif, teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini dengan
menggunakan rasio profitabilitas dan EPS yaitu :
·
Earnings Per Share (EPS)
EPS = Laba bersih setelah pajak
Jumlah saham yang diterbitkan
·
Return On Equity (ROE)
ROE = Laba bersih setelah pajak x 100%
Modal Pemilik
·
Net Profit Margin (NPM)
NPM = Laba bersih setelah pajak x 100%
Penjualan
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Populasi
adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai kriteria
khusus tertentu. Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah semua
perusahaan Automotive and Components di BEI dengan periode
2007-2011 yaitu sebanyak 12 perusahaan (www.sahamok.com)
Sampel
adalah sebagian dari populasi yang memiliki kriteria khusus yang relatif sama
dan dianggap bisa mewakili populasi. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan
metode purposive sampling,
artinya sampel dipilih dengan
menggunakan kriteria
tertentu. Dalam penelitian ini diambil 6 perusahaan Automotive
and Components pada tahun 2007-2011. Sampel yang
dipilih dalam penelitian ini adalah perusahaan Automotive and Components
di BEI dengan kriteria sebagai berikut:
a.
Perusahaan Automotive
and Components yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
b.
Perusahaan Automotive
and Components yang mempublikasikan laporan keuangan
tahunan dan rasio secara lengkap dengan variabel yang akan diteliti selama
periode 2007-2011.
Berdasarkan
data kualifikasi di atas maka ada 6 perusahaan yang bisa dijadikan sampel dalam penelitian ini seperti
ditampilkan pada Tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1
Sampel Penelitian
No.
|
Nama Perusahaan
|
Kode
|
1.
|
PT Astra International Tbk.
|
ASII
|
2.
|
PT Astra Auto Part Tbk.
|
AUTO
|
3.
|
PT Goodyear Indonesia Tbk.
|
GDYR
|
4.
|
PT Indomobil Sukses International Tbk.
|
IMAS
|
5.
|
PT Nipress Tbk.
|
NIPS
|
6.
|
PT Selamat Sempurna Tbk.
|
SMSM
|
3.2 Data / Variabel
1.
Data
a.
Data yang
digunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah Laporan keuangan Tahunan periode
2007-2011 yang diperoleh dari situs www.idx.co.id, www.saham.us, dan
website resmi perusahaan terkait.
b.
Daftar harga
saham perusahaan yang digunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah harga saham penutupan (closing
price) bulanan periode 2007-2011 yang diperoleh
dari yahoo.finance.com
2. Variabel
Variabel-variabel dalam penelitian
ini terdiri dari tiga variabel independen dan satu variabel dependen, yaitu:
a. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel independen yang
digunakan adalah harga saham (Y). Pengukuran dari harga saham ini yaitu harga
penutupan saham (closing price)
bulanan tiap perusahaan yang diperoleh dari periode 2007-2011.
b. Variabel Bebas (Independent Variable)
Merupakan suatu variabel
yang keberadaannya tidak dipengaruhi variabel lain. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah :
1) Earning
Per Share (X1), merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba.
EPS = Laba bersih setelah pajak
Jumlah saham yang diterbitkan
|
2)
Return on Equity (X2), menujukkan
kemampuan modal pemilik yang ditanamkan oleh pemilik atau investor untuk
menghasilkan laba bersih yang menjadi bagian para pemilik.
ROE
= Laba bersih setelah pajak x 100%
Modal
Sendiri
|
3)
Net Profit Margin (X3), merupakan rasio yang mengukur sejauh mana
besarnya utang dapat ditutupi oleh modal sendiri. Rasio ini dihitung sebagai
berikut:
NPM = Laba bersih setelah pajak x 100%
Penjualan
|
3.3 Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif yakni
data dalam bentuk angka, yakni dalam penelitian ini berupa data harga saham dan data laporan keuangan perusahaan. Sementara
itu sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode :
1. Library Research (Riset Pustaka)
Yaitu usaha penulis
untuk mengumpulkan data-data dan bahan dari sumber perpustakaan seperti
buku-buku, literature, penulisan ilmiah yang sejenis dan jurnal-jurnal yang ada
hubungannya dengan masalah yang menjadi objek dari penelitian.
2. Web Searching
Yaitu usaha
penulis untuk mengumpulkan artikel-artikel, jurnal, dokumen dan lain-lain yang
ada hubungannya dengan materi penulisan ilmiah ini di internet. Berikut
situs-situs yang menjadi sumber pengumpulan data oleh penulis antara lain : www.idx.co.id, www.saham.us,
yahoo.finance.com, dan website resmi perusahaan.
3.4 Hipotesis
Hipotesis
(Ho) yang ditetapkan menunjukan tidak adanya hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen, sedangkan hipotesis alternative (Ha) yang
ditetapkan menunjukan adanya hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen. Hipotesis yang ditetapkan sebagai berikut:
a. Hipotesis Simultan
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara EPS, ROE, NPM terhadap harga saham.
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara EPS, ROE, NPM terhadap harga saham.
b. Hipotesis Parsial
Ho1: Tidak ada
hubungan yang signifikan antara EPS terhadap harga saham.
Ha1: Ada
hubungan yang signifikan antara EPS terhadap harga saham.
Ho2: Tidak ada hubungan yang signifikan antara ROE
terhadap harga saham.
Ha2 : Ada hubungan yang signifikan antara ROE
terhadap harga saham.
Ho3 : Tidak ada
hubungan yang signifikan antara NPM terhadap harga saham.
Ha3 : Ada
hubungan yang signifikan antara NPM terhadap harga saham.
3.5
Metode Analisis Data
3.5.1
Alat Analisis
Perkembangan teknologi sekarang yang semakin canggih, membuat pengolahan
data statistik cenderung diselesaikan dengan komputer melalui program-program
statistik. Keberadaan program statistik semacam itu memberikan banyak manfaat
dan keuntungan buat para peneliti, seperti pengerjaaan yang lebih singkat,
akurasi hasil perhitungan yang tinggi dan sebagainya. Salah satu program untuk
pengolahan data adalah SPSS. Sampai saat ini SPSS merupakan program statistik
yang paling populer dan paling banyak dipakai di seluruh dunia. Para peneliti
menggunakannya untuk berbagai keperluan seperti riset pasar maupun untuk
menyelesaikan tugas penelitian seperti skripsi, tesis, disertasi, dan
sebagainya.
Dalam penelitian ini digunakan kombinasi analisis data,
yaitu analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis deskriptif dengan
menganalisis rasio profitabilitas dengan alat bantu berupa tabel hasil olahan
EPS,
ROE, dan NPM. serta membuat berbagai kesimpulan terhadap
sekumpulan data yang berasal dari suatu sampel.
Ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu variabel bebas
untuk EPS, ROE, dan NPM dan variabel terikat untuk harga
saham. Kedua variabel tersebut akan dianalisis dengan teknik Uji Regresi Linier
Berganda dengan software SPSS Versi 20. Namun sebelum dilakukan Uji Regresi tersebut harus dilakukan uji
normalitas kemudian dilanjutkan kedalam uji asumsi klasik yang terdiri dari
autokorelasi, mulitkolinieritas, dan heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa
sampel diambil dari populasi yang terdistribusi normal. Uji normalitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model, variabel terikat dan variabel bebas
keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model yang baik adalah memiliki distribusi normal
atau mendekati normal. Jika data berdistribusi normal maka analisis dilakukan
dengan menggunakan metode parametrik dan jika data tidak berdistribusi normal
maka metode alternatif yang digunakan adalah statistik non parametrik. Dalam
penelitian ini normalitas data diuji dengan menggunakan uji kolmogorov-Smirnov
test. Pengambilan kesimpulan bahwa data terdistribusi secara normal dapat
diketahui dengan melihat signifikansi yang lebih besar dari 0,05.
Dari tabel One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh angka probabilitas.
Ø Nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05
distribusi data adalah tidak normal
Ø Nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas ≥ 0.05 distribusi
data adalah normal
b.
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan agar nilai parameter penduga tidak
biasa. Model regresi yang baik dalam melakukan peramalan adalah model dengan
kesalahan peramalan yang seminimal mungkin. Uji asumsi klasik terdiri dari :
1)
Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi diantara anggota observasi
yang terletak berderetan, biasanya terjadi pada data time series, untuk
mendeteksi auto korelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW) dengan
ketentuan sebagai berikut :
·
Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi
positif
·
Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak
ada autokorelasi
·
Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi
negative
2)
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas
bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi atas
variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya bebas multikolinieritas
atau tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Uji Multikolinieritas
dapat dilihat dari :
a.
Nilai Tolerance harus lebih besar dari 0,1, atau;
b.
Nilai Variance Infaltion Factor (VIF) lebih kecil dari 10
3)
Uji Heteroskedastisitas
Dengan melihat grafik plot antara nilai variabel terikat dengan
residual. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka
mengidentifikasi telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang
jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas
c.
Analisis Regresi Linier
Berganda
d.
Regresi bertujuan untuk menguji
hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Varibel yang dipengaruhi
disebut variabel tergantung atau dependen, sedangkan variabel yang mempengaruhi
disebut variabel bebas atau variabel independen.
Y
= α + β1 X1 + β2 X2 + β3
X3
|
Di mana :
Y = harga
Saham
(variabel dependen)
α = Konstanta (variabel independen)
X1
= Earning Per Share (EPS)
X2
= Return On Equity (ROE)
X3 = Net Profit Margin (NPM)
β1-
β3 = Koefisien Regresi
e.
Uji Simultan dengan F-test
Uji simultan dengan F-test ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
bersama – sama variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil F-test
menunjukkan variabel independen secara bersama – sama berpengaruh terhadap
variabel dependen jika p-value (pada
kolom sig.) lebih kecil dari level of
significant yang ditentukan atau F hitung (pada kolom F) lebih besar dari F
tabel. F tabel dihitung dengan cara df1 = k-1dan df2 = n – k, k adalah jumlah
variabel dependen dan independen.
f.
Uji Parsial dengan t-test
T-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing –
masing variabel independen secara individual (parsial) terhaddap variabel
independen. Nilai uji t-test dapat dilihat dari p-value (pada kolom sig.) pada variabel masing – masing independen,
jika p-value (pada kolom sig.) lebih
kecil dari level of significant yang
ditentukan atau t hitung ( kolom t) lebih besar dari t tabel (dihitung dari two-tailed α = 5% df – k, k merupakan
jumlah variabel independen). Pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi dalam
menggunakan SPSS adalah sebagai berikut :
0.00 – 0.199 = sangat lemah
0.20 – 0.399 = lemah
0.40 – 0.599 = sedang
0.60 – 0.799 = kuat
0.80 – 1.000 = sangat kuat
Selain itu digunakan analisis kuantitatif, teknik analisis yang
digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan rasio profitabilitas dan solvabilitas:
·
Earnings Per Share (EPS)
EPS = Laba bersih setelah pajak
Jumlah saham yang diterbitkan
· Return On Equity
(ROE)
ROE
= Laba bersih setelah pajak
x 100%
Modal Sendiri
· Net
Profit Margin (NPM)
NPM = Laba Bersih Setelah
Pajak x 100%
Penjualan
3.5.2
Penetapan Tingkat Signifikansi
Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0.05 atau 5% karena dinilai
cukup ketat untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diteliti dan merupakan
tingkat signifikansi yang umum digunakan dalam penelitian ilmu sosial. tingkat
signifikansi memiliki probabilitas 95% atau toleransi kesalahan 5%.
3.5.3 Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan pengujian hipotesis dengan
kriteria-kriteria yang ditetapkan. Adapun kriteria yang digunakan untuk
penerimaan dan penolakan hipotesis nol (Ho) adalah sebagai berikut:
1)
Pengujian hipotesis secara parsial
Jika thitung ≤ ttabel maka Ho diterima, yang berarti tidak
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan diantara variabel yang diteliti
jika thitung > ttabel maka Ho ditolak, yang berarti terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan diantara variabel yang diteliti.
2)
Pengujian hipotesis secara
simultan
Jika Fhitung ≤ Ftabel maka Ho diterima, yang berarti tidak
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan diantara variabel yang diteliti
jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan diantara variabel yang diteliti.